Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kasus priok pol PP kena batunya,maksudnya benar-benar kena batunya

kasus priokKemarin sejarh seperti terulang . .Beberapa dekade lalu terjadi bentrokan hebat di sekitar wilayah tanjung priok .


Dan kemarin tepatnya di makam mbah priok terjadi bentrokan hebat antara pol PP dan massa .
Bentrokan ini pun di siarkan secara live di tv nasional.
Beberapa kejadian mengeripun terlihat jelas.




Pol PP menghajar ramai-ramai seorang remaja

terlihat di Layar televisi seorang remaja berbaju merah di keroyok dan di hajar habis-habisan oleh Satpol PP.Beruntung beberapa polisi berhasil mengamankan dia.

Massa menghajar Pol Pp

nah ini yg lebih menyeramkan.
Ribuan pol pp yang dikerahkan ternyata tidak mampu menghadapi massa.
Apalagi massa santri di sana konon di bekali ilmu2 kebal sehingga tidak mempan di pukul.

Beberapa pol PP yang tidak mampu meloloskan diri akhirnya di hajar habis2san.
Bahkan Terlihat di tv,seperti memukuli anjing !
Benar2 sadis.
Dan menurut info terbaru ada 2 orang Pol Pp yang meninggal dunia.
Pasti yang mati itu adalah orang yang di hajar tadi.

Terlepas dari siapa yang salah dan benar tapi menurut saya pribadi ,satpol PP terlihat kepede-an dengan ribuan personil menghadapi massa yang cuma beberapa ratus.
Tapi yang tidak di ketahui adalah kekuatan ghaib yang melingkupi wilayah itu.

Dan Seharusnya hal itu bisa dicegah bila pihak aparat tidak bersikap arogan dan sedikit menahan diri.

Melalui tulisan ini Saya juga turut berbela sungkawa atas korban yang berjatuhan


gambar:vivanews.com

4 komentar untuk "Kasus priok pol PP kena batunya,maksudnya benar-benar kena batunya"

  1. iya bos bener juga
    sejarah terulang lagi tahun 1984
    harusnya bisa di diskusikan dulu sebelom terjadi kekerasan seperti ini
    semoga akan semakain aman saja ga terulang lagi hari2 besok
    saya sendri kemarin nontn samapi berdarah2 orang yang di pukuli
    ngeri juga bos

    BalasHapus
  2. Wah ane lita jg mas, miris hati ngeliat kejadian ky gni..

    BalasHapus
  3. Menghormati yg wafat berkembang jadi mengkeramatkan makam, menyembah Yang Suci berkembang jadi memuja berhala. Antara kerinduan dan kedunguan, di mana batasnya? -goenawan mohamad

    BalasHapus